SENTRALONE.ID | SURABAYA - Irjen Nico Afinta akhirnya dicopot dari jabatannya sebagai Kapolda Jawa Timur. Sejak tragedi Stadion Kanjuruhan Malang meledak, desakan masyarakat mencopot Nico memang sangat kuat dan massif.
Pencopotan Nico itu tertuang dalam surat telegram rahasia (TR) dengan nomor ST/2134/X/KEP/2022 tertanggal 10 Oktober 2022. Dalam TR tersebut juga disebutkan bahwa Nico diganti Ijen Teddy Minahasa Putra. Kini Nico mendapat jabatan baru sebagai Staf Ahli Sosial Budaya Kapolri.
Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengonfirmasi adanya surat telegram ini. Ia menjelaskan bahwa mutasi tersebut adalah hal biasa.
"TR tersebut adalah tour of duty and tour of area, mutasi adalah hal yang alamiah di organisasi Polri dalam rangka promosi dan meningkatkan kinerja organisasi," kata Dedi saat dihubungi Tempo, Senin (10/102022).
Siapa Irjen Teddy Minahasa Putra? Dikutip dari Wikipidea, Teddy pernah menjadi ajudan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Ia lalu menjabat Staf Ahli Wakil Presiden RI, Karopaminal Divpropam Polri, Kepala Kepolisian Daerah Banten, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Lampung, Staf Ahli Manajemen Kapolri, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat.
Kapolda Jawa Timur yang baru, Irjen Teddy Minahasa Putra, menarik perhatian publik. Maklum, perwira tinggi berusia 51 tahun yang bulan depan, 23 November, hari ulang tahunnya itu dikenal pintar dan berprestasi.
Yang menarik, Teddy dikenal sebagai pecinta motor gede (moge) Harley Davidson. Ia bahkan menjabat Ketua Umum Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) periode 2021-2026.
Pria kelahiran 23 Nopember 1970 itu juga dikenal kaya versi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Ia memiliki kekayaan Rp 23 miliar.
Selain itu, banyak orang mengira ia orang Sulawesi, karena namanya ada Minahasa Putra-nya. Ternyata ayahnya orang Madua dan ibunya Tionghoa. Bahkan orang tuanya tinggal di Pasuruan.
Ia juga memiliki seorang istri cantik bernama Merthy Kushandayani (akrab disapa Merthy). Sang istri memiliki akun pribadi Instagram dengan username @merthy76. Followers-nya mencapai ribuan.
Menjadi kapolda Jatim bagi Tedy ibarat ''pulang kampung''. Ayahnya, Madura. Ibunya, Tionghoa muslim, tinggal di Pasuruan. Hanya saja ia lahir di Sulawesi Utara. Yakni saat orang tuanya merantau ke sana. Itulah sebabnya ada ''Minahasa Putra'' di bagian belakang namanya.
Saya sempat mengamatinya saat ia jadi kapolda Sumbar. Ia berhasil menangani gejolak besar tambang emas liar di sana. Kemampuan komunikasinya sangat baik. Setelah terjadi peristiwa Sambo, ia mengadakan apel di Polda Sumbar. Ia wanti-wanti anak buahnya.
"Berhati-hatilah melaksanakan tugas. Jangan gegabah. Jangan pamrih. Kalau ingin kaya jangan jadi polisi. Polisi itu pengabdian," katanya.
"Kerjalah dengan baik. Jangan berorientasi cari duit di sini. Asal kerja dengan baik rejeksi itu mengikuti," katanya.
"Jangan lagi ada yang jadi backing kejahatan, backing tokoh di balik peristiwa kejahatan. Masih banyak lahan lain yang lebih halal dan mulia. Yang lebih terhormat. Yang tidak merendahkan martabat Polri," katanya.
"Maka saya nyatakan perang terhadap judi," tegasnya.
Tentu kata-katanya itu masih berlaku untuk jabatan barunya sebagai kapolda Jatim. Soal judi, di Jatim, lebih relevan dengan ucapannya itu.
Selamat datang Kapolda Baru Irjen Teddy Minahasa Putra. Semoga amanah dan sukses! ***
Copyright @2020 sentralone.id. All Rights Reserved